Preferensi Pola Penataan Fasilitas Duduk di Ruang Terbuka Publik FSRD ISI Denpasar

Toddy Hendrawan Yupardhi, I Made Jayadi Waisnawa

Abstract


Pengelolaan ruang publik menjadi sebuah tantangan tersendiri guna menghasilkan suatu ruang publik yang akomodatif terhadap kebutuhan dan keberagaman civitas penggunanya. Menyelaraskan kebutuhan akan interaksi sosial dengan keinginan akan privasi menjadi fokus utama dengan tidak melupakan inklusivitas ruang publik, menciptakan lingkungan yang dapat dinikmati semua orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola penataan fasilitas di sebuah ruang publik dapat mempengaruhi bentuk interaksi yang terjadi serta bagaimana preferensi pola penataan fasilitas duduk ruang terbuka publik di kampus Institut Seni Indonesia Denpasar. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif yang disampaikan secara deskriptif. Metode yang digunakan dalam penggalian data adalah metode observasi non partisipan dan metode angket. Analisis dan pembahasan permasalahan menggunakan pendekatan keilmuan lingkungan binaan, dengan memfokuskan pada teori pola penataan sociopetal dan sociofugal dari Humprey Osmond. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada fasilitas duduk berpola penataan sociofugal sering terjadi pengubahan pola penataan menjadi pola penataan sociopetal oleh pengguna, dikarenakan keinginan interaksi sosial yang kuat dari para penggunanya. Fasilitas duduk dengan pola sociopetal lebih diminati oleh civitas kampus yang mayoritas mahasiswa dengan karakteristik supel, komunal dan terbuka. Preferensi pilihan pola sociopetal diperkuat dengan pemilihan area penempatan, ada tidaknya orang yang dikenal saat menggunakan fasilitas duduk dan kenyamanan dari material fasilitas duduk itu sendiri.


Keywords


Ruang, Publik, Fasilitas, sociopetal, sociofugal



DOI: http://dx.doi.org/10.37312/jsdis.v5i2.7953

Full Text:

PDF

References


Carmona, M. (2003). Public places, urban spaces. Architectural Press.

Ersoz, N. D., & Yildirim, Y. (2023). Sociopetality or sociofugality? The effects of post-pandemic on public open space. URBAN DESIGN International. https://doi.org/10.1057/s41289-023-00222-3

Halim, D. (2005). Psikologi Arsitektur Pengantar Kajian Lintas Disiplin. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hidjaz, T. (2011). Interaksi Psiko-Sosial di Ruang Interior. Itenas dan HDII.

Kojima, Y., & Komatsu, H. (2023). Study on the relationship between the seated area features and floor plan compositions of open reading spaces in public libraries in Japan. JAPAN ARCHITECTURAL REVIEW, 6(1). https://doi.org/10.1002/2475-8876.12346

Lang, J. T. (1987). Creating Architectural Theory: The Role of the Behavioral Sciences in Environmental Design. Van Nostrand Reinhold Company.

Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. PT. Grasindo.

Lawson, B. (2001). The Language of Space. Architectural Press.

Shirvani, H. (1985). Urban Design Proces. Van Nostrand Reinhold Company.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.

Yupardhi, T. H., & Wasista, I. P. U. (2019). Studi Penataan Ruang Sociopetal Dan SociofugalPada Ruang Publik Di Kota Denpasar. Segara Widya, 7(1), 10–16.

Zanki, H. A. (2020). TEORI PSIKOLOGI DAN SOSIAL PENDIDIKAN (TEORI INTERAKSI SIMBOLIK). Scolae: Journal of Pedagogy, 3(2). https://doi.org/10.56488/scolae.v3i2.82


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Toddy Hendrawan Yupardhi, I Made Jayadi Waisnawa

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/

Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial (JSDIS)

ISSN 2715-2898 | E-ISSN 2715-5129

Diterbitkan oleh Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan

jsdis@uph.edu