SOSIALISASI TENTANG MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH INKLUSI DAERAH BANJARMASIN [SOCIALIZATION ON INCLUSIVE EDUCATION MANAGEMENT IN BANJARMASIN REGIONAL INCLUSION SCHOOL]

Hayatun Thaibah, H. Amka, Agus Pratomo Andi Widodo, Ahmad Rizky Rolanda, Muhammad Firdaus Nuzula, Nuril Shafira Almua’Arif

Abstract


Schools that provide inclusive education need to be supported by educators with special skills in the learning process and in the development of children with special needs in general. One of the special personel needed is a Special Assistant Teacher. The purpose of the socialization activity is to provide knowledge and skills to socialization participants, namely teachers who are in the environment at Public Alementary School Kuin Selatan 3 Banjarmasin. The method that will be used in this service program is to socialize about inclusive education management in inclusive schools, especially in the Banjarmasin area through lectures and discussions. The result of the implementation of this service is that basically general teachers must fully know the management of inclusive education which is not only special assistant teachers who are graduates of Special Education who provide assistance, but general teachers have to learn a lot about children with special needs in order to they have no difficulty dealing with their students with disabilities. Through this socialization activity, they are finally aware and interested in learning more about inclusive education. The Community Service Team should follow up on any inputs and suggestions related to inclusive management that occurs in the community or in schools in order to get more attention.

BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif perlu didukung oleh tenaga pendidik keahlian khusus dalam proses pembelajaran dan pembinaan anak-anak berkebutuhan khusus secara umum. Salah satu tenaga khusus yang diperlukan adalah Guru Pendamping Khusus (GPK). Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pemahaman kepada Tenaga Pendidik yang ada di Sekolah Inklusi Daerah Banjarmasin tentang manajemen Inklusi. Berkaitan dengan hal di atas, pendidikan inklusif pada hakikatnya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan untuk semua anak dengan fokus pada mereka yang rentan terhadap marjinalisasi. Pendidikan inklusif diharapkan pendidikan bagi semua anak dapat terlaksana bukan hanya sebagai slogan tetapi dengan sungguh-sungguh mampu mengakomodasi kebutuhan pendidikan seluruh anak tanpa terkecuali. Demi terlaksana layanan pendidikan inklusif yang diharapkan, maka mutu pendidikan inklusif harus diperhatikan. Guru pendamping khusus harus memahami secara utuh dan mendalam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta memerlukan adanya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti: guru kelas, guru bidang studi, dan lain-lain. Sehubungan dengan hal itu, salah satu kompetensi khusus yang harus dikuasai oleh guru pendamping khusus (GPK) dalam menangani anak berkebutuhan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan menjadi fokus pembahasan pada pengabdian ini adalah kompetensi dalam melakukan identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus.


Keywords


Socialization; Inclusive Education Management; Special Companion Teacher



DOI: http://dx.doi.org/10.19166/jspc.v5i3.4761

Full Text:

PDF

References


Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi: Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Pendidik. Jakarta, Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Jendral Mandikdasmen. (2010). Buku pedoman pendidikan karakter di sekolah menengah pertama. Jakarta, Indonesia: Direktorat Jenderal Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan SMP.

Emiwati. (2012). Penerapan Metode Ceramah dalam Memahami Pelajaran Ketenagakerjaan di Kelas VIII MTs Hasanah Pekanbaru. Riau. [Unpublished undergraduate thesis]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. http://repository.uin-suska.ac.id/8238/1/2012_2012849.pdf

Ernasari. (2011). Efektivitas Pembelajaran Model Inquiry dengan Metode Diskusi dalam Meningkatkan Hasil Belajar (Studi Eksperimen pada Pembelajaran Akutansi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Rancaekek).[Unpublished master's thesis]. Universitas Pendidikan Bandung, Indonesia

Indriawati, P. (2013). Implementasi Kebijakan Tugas Guru Pembimbing Khusus pada Pendidikan Inklusif di SD Negeri se-Kecamatan Junrejo Batu. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 1(1), 49-55. https://doi.org/10.22219/jkpp.v1i1.1508

Kustawan, D., & Hermawan, B. (2013). Model Implementasi Pendidikan Inklusif Ramah Anak. Jakarta, Indonesia: PT. Luxima Metro Media.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Jakarta, Indonesia: PT Rosda Karya.

Skorten, M. (2003). Menuju Inklusi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Bandung, Indonesia: Program Pasca Sarjana UPI.

Suryaningrum, C., Ingarianti, T. M., & Anwar, Z. A. (2016). Pengembangan model deteksi dini anak berkebutuhan khusus (ABK) pada tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) di kota Malang. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 4(1), 62-74. https://doi.org/10.22219/jipt.v4i1.2878

Yusuf, M. (2015). Kompetensi Guru Pembimbing Khusus. Retrieve from http://slideplayer.info/slide/2557046/.

Yuwono, I. (2015). Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus Setting Pendidikan Inklusif. Banjarmasin, Indonesia: Pustaka Banua


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Hayatun Thaibah, H. Amka, Agus Pratomo Andi Widodo, Ahmad Rizky Rolanda, Muhammad Firdaus Nuzula, Nuril Shafira Almua’Arif

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

favicon Center for Research and Community Development (Lembaga Penelitian dan Pengadian kepada Masyarakat) | Universitas Pelita Harapan | Lippo Karawaci, Tangerang, Indonesia, 15811| +62 21 546 0901 | redaksi.pkmcsr@uph.edu