Penerapan Narasi dan Multisensori pada Desain Interior Museum Wayang Kota Tua Jakarta
Abstract
Museum Wayang merupakan salah satu museum seni di Indonesia yang menyimpan beragam koleksi wayang dari penjuru nusantara. Terdapat banyak wayang hasil ciptaan museum dan pemberian dari pihak luar. Melalui hal tersebut tentunya museum memiliki tujuan sebagai pelestarian kebudayaan untuk melindungi benda- benda koleksi yang menjadi bagian dari karyaseni Indonesia. Sebagai area rekreasi dan sarana edukasi, museum memberikan fasilitas kepada pengunjung untuk menikmati pameran, belajar tentang wayang, pagelaran dan lain-lain. Melalui metode naratif, penulis mengkritisi tata letak dan alur pameran yang berfokus pada edukasi, melalui penelusuran tersebut penulis menemukan fakta bahwa pengunjung mengalami kesulitan memahami dan mempelajari wayang, sehingga terbuka kesempatan untuk menggunakan metode narasi untuk memahami tiga aspek penting yang harus dilekatkan pada desain interior Museum Wayang Kota Tua, yaitu aspek pengenalan, aspek pemahaman, dan aspek nilai yang mendukung kekuatan edukasi. Kemudian interior museum harus melibatkan pengunjung kepada pengalaman ruang yang menggunakan multisensori, yaitu penglihatan, peraba, penciuman, pendengaran, dan perasa, sehingga metode narasi serta explorasi multisensori, mampu menjadikan Museum Wayang Kota Tua sebagai fasilitas rekreasi dan edukasi yang tepat.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Devina Kristandi, Agnes Satyawati Azarja

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.