Relasi Lokalitas terhadap Gaya Desain Principal

Angeline Florentina Suryawan, Martin Luqman Katoppo

Abstract


Sebuah pengolahan spasial tidak terlepas dari peradaban. Manusia dipandang sebagai seorang individu yang hidupnya dibentuk oleh alam keberadaannya: kesetempatan. Perilaku individu merefleksikan dirinya dan tempatnya berada: konteks lokal. Individu meletakkan dirinya sebagai bagian dari lokal, menjunjung tinggi lokalitas, dan memaknainya sebagaimana menghormati dirinya dan tempatnya berada. Konteks lokal melekat sebagai identitas sekelompok individu, yakni masyarakat setempat berdasarkan daerahnya masing-masing. Identitas yang mampu menyingkap proses perjalanan masyarakat dan lingkungannya. Kehadiran teknologi menyuguhkan perilaku instan pada manusia, hingga memunculkan degradasi makna dan identitas. Individu melepaskan dirinya dari belenggu lokalitas untuk berorientasi ke depan. Kunci untuk menghidupkan lokalitas adalah memaknainya; bukan berarti berada di belakang zaman, melainkan bagaimana senantiasa merangkul lokalitas bersama zaman, yaitu melalui desain sebagai kemajuan zaman dalam pembangunan. Principal desainer di PDA dan MDI merupakan tokoh masyarakat yang karyanya menggaungkan kembali ‘jiwa’ lokalitas. Namun fenomena pandemi membawa situasi stagnan dalam pembangunan, menjadi jalan berkelok bagi media berdialog principal dalam berkarya. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data yang bersifat langsung, ikut berada dalam situasi pandemi lingkungan yang diteliti di PDA dan MDI, observasi dan wawancara dengan metode etnografis. Data diperoleh akan dianalisis menggunakan metode studi kasus komparatif terhadap dua proyek perusahaan terkait dalam bidang hospitality, user-centered namun mengangkat konteks lokal. Teori yang melingkupi lokalitas menjadi tolok ukur dalam analisis penelitian ini, menghasilkan karakter desain dan manifestasi gaya desain principal yang kontekstual terhadap lokalitas. Dari hasil penelitian diperoleh uraian pemahaman akan pemaknaan definisi lokalitas yang sederhana namun kompleks, tidak semata pada karya desain, melainkan berangkat dari diri principal dalam berkarya, gaya desainnya.


References


Budihardjo, Eko. (1997). Tata Ruang Perkotaan. Bandung: Alumni.

Chan, Chiu-Shui. (2015). A Theory of Style in Design. Iowa: Iowa State University.

Danes, Popo. (2001). Arsitektur Sinkretik Popo Danes. Denpasar: Matamerabook.

Hansen, Marley. (2021). A Portrait of Majamaja. Produced and directed by Julien Pujol. 2 menit 13 detik. Nowness: Film pendek.

Lawson, Brian. (2005). How Designers Think, 4 th ed. Jordan Hill: Elsevier Linacr e House.

Neuman, W. Laurence. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. Harlow: Pearson Education Limited.

Pangarsa, Galih Widjil. (2011). “Not Only Tradition and Historical Values, But Also Geographical Locality,” Prosiding The 12th International Conference on Sustainable Environment and Architecture (SENVAR XII): “Nusantara” (Local) Wisdom for the Better Future of Sustainable Architecture. Malang: Universitas Brawijaya.

Suryodarmo, Melati. (2020). “I’m A Ghost in My Own House”. Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run?. Museum MACAN, Jakarta Barat, Indonesia, 29 Februari 2020.

Tuan, Yi-Fu. (1979). “Space and Place: Humanistic Perspective,” Space and Place: The Perspective of Experience. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Wijaya, Made. (2003). Architecture of Bali. Britania Raya: Thames & Hudson.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Template Makalah Seminar Nasional Desain Sosial (SNDS) 2021

Kunjungi snds.uph.edu untuk informasi lebih lengkap.