Korporatisme sebagai Paradigma bagi Pendidikan Tinggi Beserta Konsekuensinya

Ferdinand Indrajaya

Abstract


Pemahaman tentang relasi instrumentalistik (relasi memperalat-diperalat) antara pendidikan tinggi dengan perusahaan bisnis dan industri telah menjadi pemahaman yang berlaku umum. Pandangan tentang tugas dari pendidikan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang relevan dengan kepentingan bisnis dan industri telah diterima dan tidak lagi direfleksikan. Penerimaan pandangan ini diperkuat dan dilegitimasi oleh negara melalui kebijakan-kebijakan yang dirancang oleh Dir.Jend DIKTI. Kebijakan-kebijakan tersebut semakin diperkokoh dengan permintaan Presiden Joko Widodo pada bulan Juli 2021. Isi permintaan tersebut berkenaan dengan keterlibatan para pelaku bisnis dan industri sebagai pengajar di dalam institusi-institusi pendidikan tinggi. Presiden meminta agar institusi-institusi pendidikan tinggi tidak mendidik para mahasiswa/i-nya dengan dengan kurikulum dosen, akan tetapi dengan kurikulum berbasis industri; demikian isi permintaannya. Isi tulisan dalam makalah ini merupakan tanggapan reflektif terhadap pandangan tentang relasi antara pendidikan tinggi dengan perusahaan bisnis dan industri tersebut. Makalah merupakan wujud upaya penulis untuk menunjukkan, pertama, bahwa relasi yang terbangun tersebut merupakan cerminan dari pemberlakuan korporatisme sebagai paradigma bagi keberadaan pendidikan tinggi. Kedua, bahwa pemberlakuan tersebut memiliki konsekuensi praktis-etis pada skala pendidikan tinggi itu sendiri dan pada skala yang lebih luas, yakni kehidupan berdemokrasi. Konsekuensi-konsekuensi tersebut hadir dalam bentuk pergeseran-pergeseran peran dan sistem pemerintahan. Peran dosen bergeser menjadi customer service dengan mahasiswa/i-nya sebagai customer. Negara tidak lagi berperan sebagai benefaktor atau penyelenggara pendidikan, akan tetapi berubah peran menjadi klien langsung yang menuntut pendidikan tinggi untuk menyediakan values for money. Pergeseran-pergeseran ini pada akhirnya berpotensi mengantarkan demokrasi pada kepunahannya dan menjungkir-balikkannya menjadi korporatokrasi. Ketiga, pada bagian penutup, makalah akan berupaya menunjukkan bahwa pemberlakuan korporatisme dalam pendidikan tinggi sesungguhnya sebuah bentuk ekonomisasi pendidikan tinggi yang bersandar pada salah satu teori etika normatif, yakni utilitarisme.

References


Bottery, Mike. Education, Policy, and Ethics. London and New York: Continuum, 2000.

Furedi, Frank. “Introduction to the marketisation of Higher Education and the Student as Consumer”, dalam The Marketisation of Higher Education and the Student as Consumer, diedit oleh Mike Molesworth, Richard Scullion, dan Elizabeth Nixon, 1-7. Oxon: Routledge, 2011.

Godfrey-Smith, Peter. Theory and Reality: An Introduction to the Philosophy of Science. Chicago: The University of Chicago Press, 2003.

Graeber, David. The Utopia of Rules: On Technology, Stupidity, and the Secret Joys of Bureaucracy. New York: Melville House Publishing, 2015.

Macfarlane, Bruce. Teaching with Integrity: The Ethics of Higher Education Practice.

London: RoutledgeFalmer, 2004.

Muller, Jerry Z. The Tyranny of Metrics. New Jersey: Princeton University, 2018.

Pendidikan Tinggi, Direktorat Jendral. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010.

Ritzer, George. The McDonaldization Thesis: Explorations and Extensions. London: SAGE Publications, 1998.

Sachs, Jeffrey D. The Price of Civilization: Reawakening American Virtue and Prosperity. New York: Random House, 2011.

Setyo Wibowo, A. “Platon dan Komitmen Profesi.” Dalam Filsafat Untuk Para Profesional, diedit oleh F. Budi Hardiman, 1-33. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2016.

Spring, Joel. Economization of Education: Human Capital, Global Corporations, Skills-Based Schooling. New York: Routledge, 2015.

Suarez-Villa, Luis. Technocapitalism: A Critical Perspective on Technological Innovation and Corporatism. Philadelphia: Temple University Press, 2009.

Sudarminta, J. Etika Umum: Kajian tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori Etika Normatif. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

SUMBER DARING

Cambridge Department of Science and Technology. “About I Department of Computer Science and Technology.” Diakses 7 November 2021. https://www.cst.cam.ac.uk/about.

Cambridge Ring. “Cambridge Ring.” Diakses 7 November 2021.

https://www.cst.cam.ac.uk./ring.

Elsevier. “Journal Pricing.” Elsevier. September 13, 2021. https://www.elsevier.com/books-and-journals/journal-pricing/apc-pricelist.

Farisa, Fitria C. “Jokowi Minta Kampus Didik Mahasiswa dengan Kurikulum Industri, Bukan Dosen.” Kompas. Juli 27, 2021.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/27/13285771/jokowi-minta-kampus-didik-mahasiswa-dengan-kurikulum-industri-bukan-dosen.

Perkins, John L. “Humanism and Morality.” Diakses 8 November 2021.

http://home.alphalink.com.au/~jperkins/humoral.htm.

Republika. “Wardiman: Dunia Pendidikan Harus Link dan Match.” Republika. Desember 19, 2008. https://www.republika.co.id/berita/shortlink/21227.

Risbang Ristek DIKTI. “Kemenristekdikti Targetkan 200 Jurnal Mendaftarkan untuk

Terindeks Scopus atau Web of Science Tahun 2019.” Diakses 2 November 2021. https://risbang.ristekdikti.go.id/publikasi/berita-kegiatan/kemenristekdikti-targetkan-200-jurnal-mendaftarkan-untuk-terindeks-scopus-atau-web-of-science-tahun-2019/.

The Economist. “Inside the Knowledge Factory.” The Economist. Oktober 4, 1997.

https://www.economist.com/special-report/1997/10/02/inside-the-knowledge-factory.

Ward, Lucy. “Bill Gates chips in to help Cambridge.” Independent. September 25, 1997.

https://www.independent.co.uk/news/bill-gates-chips-in-to-help-cambridge-1241153.html.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Konferensi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (KOMA DKV) 2021
komadkv@uph.edu | komadkv@gmail.com
Situs
Instagram
Linktree