Komik Online Sebagai Media Pengenalan Budaya Peranakan Pada Remaja Tionghoa-Indonesia

Patricia Juarsa

Abstract


Indonesia adalah sebuah negara yang didasari oleh adanya multikulturalisme antarbudaya dan antar agama dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dan dasar negara Pancasila yang memeluk keberagaman tersebut. Salah satu dari etnis yang menetap di Indonesia merupakan orang Tionghoa atau orang peranakan. Situasi politik pada zaman orde baru serta diskriminasi yang telah dialami oleh orang Tionghoa Indonesia selama ini mendorong mereka untuk menutupi budaya dan tradisi mereka selama berpuluhan tahun. Banyak dari tradisi tersebut terkubur karena proses asimilasi dan akulturasi yang terjadi di Indonesia. Masih banyak orang yang tidak mengenal atau kurang mengetahui akan budaya dan tradisi orang Tionghoa dan orang peranakan seperti perayaan, makanan, dan lain-lain. Kini di era globalisasi dimana teknologi seperti media sosial menjadi lebih mudah untuk diakses dan sering digunakan oleh generasi muda, pengenalan budaya kepada audiens tersebut akan lebih mudah untuk dilakukan. Dengan menggunakan komik sebagai media komunikasi, penyebaran informasi yang diinginkan dapat lebih efektif karena media tersebut digemari oleh generasi muda. Pengenalan budaya juga lebih mudah dilakukan karena adanya fitur share pada platform media sosial.


References


Aryodiguno, H. (2019). Changes in Chinese-Indonesian Identity: Indonesianization or Re- Sinicization? AEGIS : Journal of International Relations, 3(1), 1–21. https://doi.org/10.33021/aegis.v3i1.728

Chee-Beng, T. (2013). Routledge handbook of the Chinese diaspora. In Routledge Handbook of the Chinese Diaspora. https://doi.org/10.4324/9780203100387

Coppel, C. A. (2014). Kendala-kendala Sejarah dalam Penerimaan Etnis Cina di Indonesia yang Multikultural. Antropologi Indonesia, 0(71), 13–22. https://doi.org/10.7454/ai.v0i71.3465

Dyahapsari, I., & Nugraha, I. (2020). Expressing Chinese-ness: An Alternative Imagery among Young Chinese Indonesians. Antropologi Indonesia, 41(1). https://doi.org/10.7454/ai.v41i1.12658

Fadly, R. (2017). Kuliner Sebagai Identitas Keindonesiaan. 5(1), 31–49. https://doi.org/https://doi.org/10.26639/js.v2i1.118.

Gumulya, D. (2017). Pencampuran Budaya Cina, Jawa, dan Belanda pada Budaya Makan Cina Peranakan. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 3(02), 130–143. https://doi.org/10.33633/andharupa.v3i02.1353

Ikhsan, M. H., & Giwangsa, S. F. (2019). The Importance of Multicultural Education in Indonesia. Journal of Teaching and Learning in Elementary Education (Jtlee), 2(1), 60. https://doi.org/10.33578/jtlee.v2i1.6665

Sai, S. M., & Hoon, C. Y. (2012). Chinese indonesians reassessed. Chinese Indonesians Reassessed, 9780203095, 1–226. https://doi.org/10.4324/9780203095362

Salam, S. (2017). Seni Ilustrasi : Esensi-Sang Iluslator-Lintasan-Penilaian.

Suprajitno, S. (2020). Reconstructing Chineseness: Chinese Media and Chinese Identity in Post-Reform Indonesia. Kemanusiaan, 27(1), 1–23. https://doi.org/10.21315/kajh2020.27.1.1

Suryadinata, L. (2008). Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia. ISEAS–Yusof Ishak Institute.

Witabora, J. (2012). Peran dan Perkembangan….. (Joneta Witabora). 9, 2. https://doi.org/https://doi.org/10.21512/humaniora.v3i2.3410

Yusuf, I., Pitsuwon, S., Ratanakul, S., Deegalle, M., Buendia, R. G., Bakar, O., Monera, A. T., Ahnaf, M. I., & Naz, S. (2018). Multiculturalism in Asia Peace and Harmony. In Konrad Adenauer Stiftung.

Zarbaliyev, H. (2017). Multiculturalism in globalization era: History and challenge for Indonesia. International Journal of Scientific Studies, 13(1), 1–16. https://doi.org/https://doi.org/10.21831/jss.v13i1.16966


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Konferensi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (KOMA DKV) 2021
komadkv@uph.edu | komadkv@gmail.com
Situs
Instagram
Linktree