PERAN GURU KRISTEN DALAM BIDANG KOMPETENSI SOSIAL UNTUK MEMBANGUN RELASI DENGAN SISWA SESUAI PRINSIP PENDIDIKAN KRISTEN [THE ROLE OF CHRISTIAN TEACHERS IN THE FIELD OF SOCIAL COMPETENCY TO ESTABLISH RELATIONSHIPS WITH STUDENTS ACCORDING TO THE PRINCIPLES OF CHRISTIAN EDUCATION]

Mira Kristiani Lombu, Asih Enggar Susanti

Abstract


Education is a place for teachers to build relationships that are constantly growing with students. Relationships are formed when there is interaction with one another, especially in a community interaction is very important. The foundation of human relationships can be seen from the Trinity, which is God in communion. God the Son relates to God the Father, and God the Holy Spirit relates to God the Son, God the Son witnesses and glorifies God the Father, and God the Holy Spirit glorifies God the Son. God created humans in His image so that humans were created as creatures of community, God wants humans to be able to relate to each other. A relationship that continues to grow is seen from the teacher's response in educating and guiding his students according to biblical truth. In building relationships between teachers and students, it can be established through interaction or two-way communication. In addition, teachers also show their concern by helping students who have difficulties in understanding the lessons that have been taught, appreciate each of their different uniqueness, and have the correct view that students are the image of God who have fallen into sin, and need restoration through the correct upbringing of the teacher. However, the facts found in schools, there are acts of violence committed by teachers against their students, where teachers slap students because they do not submit assignments. Seeing this incident, it can be concluded that the relationship between teachers and students is not good. Therefore, teachers are responsible for building good relationships with students, namely: 1) Teachers identify problems that affect students' concentration while they are learning, implement the instructions given, and provide practical solutions to existing problems. 2) Teachers understand every student's potential and shortcomings, as each student has unique abilities. 3) Treat students fairly and equally. 4) Provide opportunities for students to participate both in class and outside of class.


ABSTRAK BAHASA INDONESIA: Pendidikan menjadi wadah bagi guru dalam membangun relasi yang terus bertumbuh dengan siswa. Relasi terbentuk ketika ada interaksi satu dengan yang lain, terlebih ketika berada dalam sebuah komunitas interaksi sangat penting. Landasan manusia dalam berelasi dapat dilihat dari Allah Tritunggal yaitu Allah yang berkomunitas. Alah Anak berhubungan dengan Allah Bapa, demikian juga Allah Roh Kudus berhubungan dengan Allah Anak, Allah Anak menyaksikan dan memuliakan Allah Bapa, begitupun Allah Roh Kudus memuliakan Allah Anak. Allah menciptakan manusia segambar dengan-Nya sehingga manusia diciptakan sebagai mahkluk yang berkomunitas, Allah menghendaki manusia untuk dapat berelasi dengan sesamanya. Relasi yang terus bertumbuh dilihat dari respon guru dalam mendidik dan mengarahkan siswa-siswinya sesuai dengan kebenaran Alkitab. Dalam membangun relasi antara guru dan siswa, dapat terjalin melalui interaksi atau komunikasi dua arah. Selain itu guru juga menunjukan perhatiannya dengan membantu siswa yang memiliki kendala dalam memahami pembelajaran yang telah diajarkan, menghargai setiap keunikan mereka yang berbeda-beda, dan memiliki pandangan yang benar bahwa siswa adalah image of God yang telah jatuh ke dalam dosa, dan membutuhkan pemulihan melalui didikan yang benar dari guru. Namun, fakta yang ditemukan di sekolah, adanya tindak kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswanya, dimana guru menampar siswa dikarenakan tidak mengumpulkan tugas. Melihat kejadian tersebut dapat disimpulkan relasi guru dan siswa tidak baik. Oleh karena itu, guru bertanggung jawab dalam membangun hubungan baik dengan siswa, yaitu: 1) Guru mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi kosentrasi siswa saat mereka belajar, menerapkan instruksi yang diberikan, dan memberikan solusi yang praktis untuk masalah yang ada. 2) Guru memahami setiap potensi serta kekurangan yang dimiliki oleh siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan unik. 3) Memperlakukan siswa dengan adil dan setara. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpatisipasi baik dalam kelas maupun di luar kelas.


Keywords


kompetensi sosial; relasi; pendidikan Kristen; penciptaan; rekonsiliasi; social competence; relationship; Christian education; creation; reconciliation

Full Text:

PDF

References


Arianti. (2018). Peran Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Didaktia: Jurnal Kependidikan, 12(2), 117-134. https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181

Ariesandi. (2008). Rahasia mendidik anak agar sukses dan bahagia, tips dan terpuji melejitkan potensi optimal anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Astuti, P. (2012). Etika profesi sebagai upaya preventif untuk meminimalisasi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh guru. 6(3), 182–190. https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2012.00503.4

Bali, M. I. (2017). Model Interaksi Sosial Dalam Mengelaborasi Keterampilan Sosial. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 2(4), 211-227. Retrieved from https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/19/19

Baskoro, K. P., & Angin, Y. P. (2021). Peran Karunia Roh Kudus dalam Pelayanan Orang Percaya Menurut 1 Korintus dan Aplikasi Bagi Orang Percaya Masa Kini. Jurnal Teologi Biblikasi, 6(2), 37-50. https://doi.org/10.54403/rjtpi.v1i2.16

Basuki, Y. E. (2014). Kristen pemenang, Meraih Kemenangan Iman dengan Strategi Tuhan. Yogyakarta, Indonesia: Garudhawacana. https://doi.org/10.54403/rjtpi.v1i2.16

Bavink, H. (2011). Reformed Dogmatics. Grand Rapids, MI: Baker Academic.

Berkhof, L. (2004). Dasar Pendidikan Kristen: ceramah-ceramah kepada guru-guru Kristen. Jakarta: Momentum.

Berkhof, L. (2017). Teologia Sistematika 2. Surabaya, Indonesia: Momentum.

Bilo, D. T. (2020). Korelasi Landasan Teologi dan Filosofis dalam Pengembangan Prinsip dan Penerapan Pendidikan Agama Kristen. Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi, 3(1), 1-23. https://doi.org/10.47457/phr.v3i1.46

Buditha, I. N. (2019). Manusia, Agama, dan Sastra. Yogyakarta, Indonesia: Deepublish.

Darmadi. (2018). Guru Jembatan Revolusi. Surakarta, Indonesia: Kekata.

Dister, N. S. (1991). Pengantar Teologi. Yogyakarta, Indonesia: Kanisisus.

Estep, J. R., Anthony, M. J., & Allison, G. R. (2008). A Theology for Christian Education. Nashville, TN: B&H Publishing Group.

Ferguson, S. B. (2002). Hati yang dipersembahkan kepada Allah. Surabaya, Indonesia: Momentum.

Gunawan, A. (2017). Pemuridan dan kedewasaan rohani. Jurnal Theologia Aletheia, 5(1), 1-17. https://doi.org/10.47596/solagratia.v5i1.52

Hidayati, K. (2007). Ilmu Pengetahuan Sosiologi Untuk SMP dan MTS Kelas VIII. Indonesia: Penerbit Erlangga.

Hookema, A. A. (2008). Ciptaan Menurut Gambar Allah. Surabaya, Indonesia: Momentum.

Iskandar, S., & Syahir, M. (2018). Filsafat Pendidikan Vokasi. Yogyakarta, Indonesia: Deepublish.

Knight, G. R. (2009). Filsafat dan Pendidikan: Sebuah Pendahuluan dan Prespektif Kristen. Jakarta: UPH Press.

Kurniawati, A. (2023). Membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa. Kurikulum: Jurnal Pendidikan, 7(2), 98-105. https://doi.org/10.56997/kurikula.v7i2.812

Liliweri, A. (2015). Komunikasi antarpersonal. Jakarta: Kencana.

Lubis, A. F. (2021). Antropologi Budaya. Pasuruan, Indonesia:IKAPI.

Mahadi, U. (2021). Komunikasi pendidikan (urgensi komuniksi efektif dalam proses pembelajaran). JOPPAS: Journal of Public and Administration Silampari, 2(2), 80-90. https://doi.org/10.31539/joppa.v2i2.2385

Magdalena, I., Fauziah, S., Sari, P.W., & Berliana, N. (2020). Analisis Faktor Siswa Tidak Memperhatikan Penjelasan Guru. Nusantara: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2(2), 283-295. Retrieved from https://core.ac.uk/reader/327208721

Marbun, F. S., & Tangkin, W. P. (2022). Guru Kristen Sebagai Pembangun Relasi Dalam Membentuk Aspek Sosial Siswa di Era pandemi. PEADA: Jurnal Pendidikan Kristen, 3(1), 17-30. https://doi.org/10.34307/peada.v3i1.46

Masinambow, Y., & Nasrani, Y. (2021). Pendidikan Kristiani Sebagai Pembentukan Sprituaitas Generasi Milenial. Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 17(1), 64-81. https://doi.org/10.46494/psc.v17i1.114

Milss, D. H. (2015). Apa Artinya Menjadi Seorang Gembala. London: Parchment House.

Murray, J. (2003). Penggenapan dan Penerapan Penebusan. Surabaya, Indonesia: Momentum.

Nadeak, E. H., & Hidayat, D. (2017). Karakteristik Pendidikan yang Menebus di Suatu Sekolah Kristen. Polyglot: Jurnal Ilmiah, 13(2), 87-98. https://doi.org/10.19166/pji.v13i2.439

Packer, J. I. (2009). Knowing God (Tuntunan Praktis Untuk Mengenal Allah. Yoyakarta. Indonesia: Penerbit ANDI.

Pramadi, Y. (2013). Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Kementerian Keuangan RI.

Pratt, R. L. (2002). Dirancang Bagi Kemuliaan: Apa yang Telah Allah Mungkinkan Untuk Terjadi Pada Diri Kita. Surabaya, Indonesia: Momentum.

Prijianto, J. H. (2017). Panggilan Guru Kristen Sebagai Wujud Amanat Agung Yesus Kristus dalam Penanaman Nilai Alkitabiah Pada Era Digital. Journal of Language, Literatur, Culture, and Education, 13(2), 99-107. https://doi.org/10.19166/pji.v13i2.325

Priyatna, N. (2017). Peran Guru Kristen Sebagai Agen Restorasi dan Rekonsiliasi Dalam Mengembangkan Karakter . Journal Of Language, 1-10. https://doi.org/10.19166/pji.v13i1.333

Puluhulawa, C. W. (2014). Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spritual Meningkatkan Kompetensi Sosial Guru. Makara Seri Sosial Humaniora, 17(2) 139-148. https://doi.org/10.7454/mssh.v17i2.2957

Simorangkir, N. (2020). Development of Teaching Materials on Christian. Proceedings of the 1st International Conference on Education, Society, Economy, Humanity and Environment (ICESHE 2019). https://doi.org/10.2991/assehr.k.200311.021

Situmorang, M., & Setiawan, C. V. (2020). Kamu Adalah Sahabatku (Vol. 30). Malang, Indonesia: STFT Widya Sesana.

Suarmini, M. (2016). karakter Anak Dalam Keluarga Sebagai Ketahanan Sosial Budaya Bangsa. Jurnal Sosial Humaniora, 78-95. https://doi.org/10.12962/j24433527.v9i1.1280

Suprianto, H. A. (2017). Pengaruh Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 11(1), 17. https://doi.org/10.30595/jkp.v11i1.2308

Tangkin, W. P. (2002). Cara Pandang Guru Kristen Terhadap Siswa Sebagai Gambar dan Rupa Allah yang Membutuhkan Pemuridan. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, 4(1), 97-106. https://doi.org/10.59177/veritas.v4i1.116

Tung, K. T. (2016). Terpanggil Menjadi Pendidik Kristen yang Berhati Gembala. Yogyakarta, Indonesia: Penerbit ANDI

Tung, K. Y. (2017). Filsafat Pendidikan Kristen Meletakkan Fondasi dan Filosofi Pendidikan Kristen di Tengah Tantangan Filsafat Dunia. Yogyakarta, Indonesia: Penerbit ANDI

Van Brummelen, H. (2008). Batu Loncatan Kurikulum: Berdasarkan Alkitab. Tangerang, Indonesia: Universitas Pelita Harapan Press.

Wibowo, A. (2012). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar.

Wiranata, G. B. (2011). Antropologi Budaya. Bandung, Indonesia: PT Citra Aditya Bakti.

Yahaya, A. S. (2005). Mengurus Hal Elwal Pengajar. Bukit Tinggi, Indonesia: PTS Profesional Publishing.

Zairin, Z. (2018). Peran guru dalam pengembangan karakter pembelajar. Jurnal Geograflesia, 3(1), 1-11. Retrieved from https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia/article/view/428


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Mira Kristiani Lombu, Asih Enggar Susanti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

favicon Department of Economics Education and Social Education | Faculty of Education | Universitas Pelita Harapan | Lippo Karawaci, Tangerang, Indonesia, 15811 | Tel +62 21 5466057 | Fax +62 21 5461055


Flag Counter