PENTINGNYA KOMUNIKASI EMPATIK ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN ANAK BELAJAR SECARA ONLINE SELAMA PANDEMI COVID 19[THE IMPORTANCE OF PARENT’S EMPATHETIC COMMUNICATION IN ACCOMPANYING THE CHILDREN DURING ONLINE LEARNING PERIOD IN THE COVID-19 PANDEMIC]

Rose Emaria Tarigan

Abstract


Pandemi Covid-19, membawa perubahan dalam berbagai bidang hidup manusia secara global. Dunia pendidikan turut mengalami imbasnya, sehingga belajar secara daring atau dalam jaringan menjadi satu pilihan yang tidak bisa dielakkan. Teknologi komunikasi berkontribusi secara siknifikan dalam mengatasi situasi belajar selama pandemi ini. Tetapi perangkat teknologi yang baik, tidak cukup untuk menyelesaikan masalah dalam bidang pendidikan, karena akibat pandemi baik orang tua dan anak samasama mengalami tekanan secara psikologis. Tekanan ini membuat timbulnya masalah dalam komunikasi antara orang tua atau pendamping dan anak. Ada banyak peristiwa yang terjadi, sebagai akibat perubahan yang drastis, orang tua harus siap bersinergi dengan guru dalam mengajar anak selama masa pandemi ini. Orang tua harus terlibat aktif berada di antara anak dan guru supaya proses belajar berjalan. Untuk situasi ini maka dari pihak orang tua atau pendamping harus memiliki kemampuan berkomunikasi
secara empatik sehingga bisa membantu anak belajar daring dengan lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kajian literature, dengan mengggunakan beragam sumber yang relevan untuk kasus yang diteliti dan menganalisa berbagai data yang diperoleh. Temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, bahwa sesuai dengan dengan UU Nomor 52 Tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, maka orang tua harus membangun komunikasi dengan anak. Komunikasi empati menjadi sebuah keharusan untuk dipraktekkan dalam pendampingan anak belajar secara daring, sehingga anak-anak bisa melewati masa pandemi ini dengan baik dan terhindar dari masalah psikososial.[The COVID-19 pandemic has brought changes in many aspects of living globally. It also impacts the education world, leading to the inevitable choice of online learning. Communication technology contributes significantly to cope with learning issues during the pandemic. However, devices with great technology are not sufficient in solving educational concerns as parents and children both suffer from stress. This causes problems in communication between parents (or other companions) and hildren. Drastic changes have driven parents to collaborate with teachers to educate children in the pandemic. Parents must actively engage between teachers and children to ensure a smooth learning process. In this situation, parents or companions must own empathetic communication skills to help children learn better online. This research employs the literature review from various relevant sources and data to the case studied. The finding from this research is that parents should communicate with children as suggested by Law Number 52 of 2009 on the Development of Population and Family. Empathetic communication should be applied when accompanying them in online learning so that they may cope well with the pandemic without any psychosocial issues]


Keywords


Komunikasi Empati; Belajar Daring; UU Nomor 52 Tahun 2009; Masa Pandemi Covid-19[Empathetic Communication, Online Learning, Covid-19 Pandemic]

References


Arsendy, Senja, D. (2020). Diakses dari: https://theconversation.com/riset-dampak-covid-19-potret-gap-akses-online-belajar-dari-rumah-dari-4-provinsi-136534. Pada: 5 Juni 2021.

Devito, J. (2007). The Interpersonal Communication (Eleventh). Pearson.

Devito, J. (2016). The Interpersonal Communication (Eleventh E). Pearson.

Eisenberg, Nancy. (2010). Empathy-related Responding: Associations with Prosocial Behavior, Aggression, and Intergroup Relations.

PMC Journal. diakses dari https://dx.doi.org/10.1111%2Fj.1751-2409.2010.01020.x, pada 5 Juni 2021.

Kemenpan. (2020). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Diakses dari : https://jdih.kemenpppa.go.id/peraturan/uu no 52 tahun 2009.pdf, diakses pada ; 5 Juni 2021.

Setyosari, Punaji. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengambangan. Prenamedia Grup, Kencana.

Reyni, D. (2020). Apa Saja Bentuk Tekanan Psikologis Anak Selama PJJ Daring? Diakses dari : https://republika.co.id/berita/qdxgel414/apa-saja-bentuk-tekanan-psikologis-anak-selama-pjj-daring, pada 5 Juni 2021

Satriadi, R. (2021). Sekolah di Masa Pandemi, Nadiem: Pemerintah Tak Mau Lagi Korbankan Kesehatan Mental Anak. Berita Satu. Diakses dari ; https://www.beritasatu.com/nasional/770113/sekolah-di-masa-pandemi-nadiem-pemerintah-tak-mau-lagi-korbankan-kesehatan-mental-anak, pada 5 Juni 2021.

Tuckman, B. . (1999). Conducting Educational Research. Orlando, FL. Harcourt, Brace, Jovanovich.

WIP/IN. (2020). Miris, Bocah SD Tewas di Tangan Orangtua Gara-gara Susah Belajar Online. Diakses dari; https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5180315/miris-bocah-sdtewas-di-tangan-orangtua-gara-gara-susah-belajar-online, pada 5 Juni 2021.

Wood, J. (2011). Communication Mosaic; An Introduktion to The Field of Communication. Wadsworth, Cengage Learning.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Rose Emaria Tarigan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.